BUKAN PILIHANKU
(MENCINTAI YANG DIJALANI)
Melinda Rahail
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Ok-kali
ini yang akan saya bahas bukan mengenai perjodohan, tetapi mengenai kuliah dan
pekerjaan yang sedang (atau akan) dijalani. Ada yang memilih untuk kuliah atau
bekerja sesuai dengan keinginannya sendiri, namun ada yang mengikuti saran
orang tuanya. Entah karena bersikap patuh pada orang tua atau karena belum
menentukan pilihannya sendiri. Atau bisa juga anda memilih untuk kuliah atau
bekerja sesuai dengan yang saudaranya (sepupu).
Sebenarnya,
lebih menyenangkan kalau kita menjalani sesuatu yang kita minati. Lebih terasa
nyaman, adem, dan dalam kondisi apapun kita akan tetap bersemangat mengikuti
kuliah atau bekerja walaupun teman kuliah atau kantor bersikap tidak
menyenangkan (seperti suka sindir). Tapi, masalahnya adalah kalau kita belum
menentukan atau masih ragu dengan berbagai pilihan. Atau kita masih belum
menemukan keunggulan sebenarnya dari diri kita. Atau bisa juga kita sudah menemukannya
tapi kita terus disudutkan oleh orang keluarga (orang tua atau saudara kandung)
dengan pertanyaan ‘’apa kamu yakin?”, ”apa kamu mampu?”. Seakan-akan mereka tak
mempercayai usaha kita selama sekolah, jatuh bangun kita, keringat dan waktu.
Tapi
apa yang bisa dilakukan, biarkan saja. Memang tak mudah menelan utuh-utuh
kenyataan yang tak menyenangkan. Tapi, anda tak usah khawatir “Tidak ada yang
kebetulan” kata ibu Shinta, dosen saya. Apa yang anda jalani sekarang bukan
kebetulan semata, pasti ada sesuatu yang harus anda tahu atau yang akan anda
ketahui dan bisa jadi hal tersebut akan menujang kehidupan anda.
Terlepas
dari berbagai alasan seseorang memilih jurusan kuliah atau pekerjaan, yang
terpenting adalah ia sudah menjalaninya. Dan ia harus MENCINTAINYA
Yeah,
Love it!
Memang
mudah diucapkan tapi tak usah khawatir, Tuhan ada dipihak anda. Dan biar saja
omelan dan sindiran orang lain terus mengelilingi anda. Bersyukurlah, karena
dengan hal tersebut anda bisa belajar menjadi orang yang lebih sabar, tabah dan
dewasa.
Memang
benar jikalau tidak semua orang bisa merasakan posisi anda, namun
“Bercerminlah”, lihat dirimu. Masih banyak orang di luar sana yang menginginkan
hidup anda, hidup seperti anda. Mengapa anda harus mengutamakan hal-hal yang
hanya menganggu konsentrasi anda dan membuat anda menangis tiap malam?
Lupakan
hal jelek itu dan fokus saja pada apa yang anda jalani. “Anjing menggonggong,
kavila berlalu” , mereka tidaklah penting. Bukankah emas itu harus melalui
proses pembakaran dahulu? Andalah emas itu dan inilah saatnya. Anda ditantang
untuk menghadapi kenyataan yang sedang anda jalani. Tetap percaya pada Tuhan,
serahkan semua keluh, kesahmu pada- Nya, jika saatnya tiba anda akan tersenyum
lebar oleh karena sentuhan kasih-Nya.
Komentar
Posting Komentar