Melinda Rahail
Fakultas Psikologi.
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Baiklah,
kali ini kita tidak akan membahas tentang teka-teki silang atau berbagai macam
pertanyaan mengenai tes dalam psikologi. Tetapi, yang saya maksud adalah
pertanyaan yang akan anda buat sendiri dan anda ajukan pada diri anda sendiri.
Bentuk pertanyaannya bebas, tentang apa saja, dimana saja, intinya terserah
anda.
Caranya?
Terima
kasih, anda hebat. Itu pertanyaan yang luar biasaJ. Ijinkan saya cetar (cerita sebentar)
Pertanyaan
menjebak merupakan sebuah konsep yang bisa mengarahkan anda pada tujuan- tujuan
anda dan menghubungkan anda dengan kebahagiaan. Namun, jika digunakan secara
tidak tepat maka pertanyaan- pertanyaan itu bisa menghentikan anda untuk bertindak
mencapai tujuan anda dan menghubungkan anda dengan penderitaan.
Pernahkah
anda mendengar seseorang bilang “Mengapa aku? Kenapa ini terjadi padaku?
Mengapa mereka tidak bisa memahamiku?”. Saya yakin anda pasti pernah mendengarnya dan
bisa jadi anda mungkin pernah mengatakan hal yang demikian pada diri anda
sendiri. Sayangnya, pertanyaan seperti itu membuat otak fokus pada masalah
bukan solusi.
Seperti
contoh berikut ini: ketika seseorang ingin menurunkan berat badannya, ia
berkata pada dirinya sendiri “Kenapa saya gendut?”, otaknya akan memberikan
alasan-alasan mengapa dia gemuk – tidak lebih, tidak kurang dan itu hanya
menambah penderitaan. Tapi, jika jenis pertanyaan tersebut diubah menjadi “Apa
yang bisa saya lakukan untuk menurunkan berat badan?” maka otak akan memberi jawaban-jawaban yang
lebih baik. Seperti: rajin berolah raga, mengatur pola makan, dll.
Nah, perhatikanlah
apa yang terjadi!!
Pertanyaan
menjebak membuat seseorang menderita dan ia tidak mau melakukan apa yang ingin
dia lakukan. Tetapi, ketika ia menggunakan pertanyaan yang lebih berkualitas
maka ia akan menemukan solusi untuk mencapai tujuannya. Itulah mengapa, anda
harus menyadari jenis pertanyaan yang akan anda ajukan pada diri anda sendiri
setiap hari. Ingat, kita semua melakukannya. Kita terus mengajukan pertanyaan
negatif “ kenapa ” bukan pertanyaan
positif “ apa ”, bahkan kadang kita
mengucapkannya keras-keras.
Sekarang
pikirkanlah tiga hal yang ingin anda lakukan atau anda inginkan tetapi belum
tercapai. Kemudian tulislah dahulu pertanyaan negatif “ kenapa ”, misalnya,
anda mungkin menulis “Kenapa saya selalu berdebat dengan rekan kerja?” Sekarang
ubahlah pertanyaan anda menjadi pertanyaan positif “ apa ”,
maka akan menjadi “Apa yang bisa saya lakukan untuk bekerja lebih
kooperatif dengan rekan kerja? ”. Perhatikan perbedaan dalam kualitas jawaban
yang akan diberikan otak anda dan perhatikan juga apa yang anda rasakan.
Sudah? Apa
yang anda rasakan? Bahagia, legah??
Kesimpulannya,
perhatikan baik-baik dan sadari pertanyaan yang akan ajukan pada diri anda
sendiri. Jangan tunggu nanti, mulailah hari ini. Yakinlah, ketika anda
melakukan hal ini maka anda akan merasa lebih punya kendali terhadap hidup
anda.
Daftar
Pustaka
Dr.Ibrahim
Elfiky.2014. Rahasia Kekuatan Pribadi. Jakarta:
Zaman
Komentar
Posting Komentar